Sabtu, 17 November 2012

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER (KIMIA ORGANIK)


IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER
I.  TUJUAN
a.    Memahami prinsip kerja identifikasi metabolit sekunder.
b.   Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dalam senyawa bahan sampel alam.
II. TEORI
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Secara umum kandungan metabolit sekunder dalam bahan alam hayati dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu.
Atas dasar ini, kandungan metabolit sekunder dapat dikelompokkan sebagai berikut
1.      Alkaloid
Merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini bagian dari cincin heterosiklik. Hampir semua alkaloid yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang.
Sifat fisika dan kimia alkaloid :
a.       Berupa kristal, amorf, dan ada yang cair (nikotina dan sparteina)
b.      Tidak berwarna
c.       Jika bersifat basa, larut dalam pelarut organik
d.      Garam alkaloida larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organic
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut sifat seperti :
a.       Alkaloida (alkaloid sejati)
Alkaloida mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, berasal dari asam amina.biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai asam organik.
b.      Proto alkaloida
Proto alkaloida berasal dari asam amino, tetapi nitrogennya tidak terletak pada cincin heterosiklik.
c.       Asenda alkaloida
Asenda alkaloida tidak difotosintesis dari asam amino, 2 macam asenda    alkaloida yang terpenting adalah alkaloida steroida, misalnya konssina dan alkaloid purina, misalnya koffeina.
2.      Triterpenoid / Steroid
Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosinesis dirumuskan dari hidrokarbon yang kebanyakan berupa alkohol, aldehid, dan asam karbohidrat. Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif.
Steroid adalah golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantren yaitu dari tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana.
3.    Flavonoid
Merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Selain itu, merupakan senyawa fenil propanoid dengan kerangka karbon C6-C3-C6. Artinya kerangka karbonnya terdiri dari dua gugus C6 disambung dengan rantai alifatik tiga karbon.
Sebagian besar senyawa flavonoid ditemukan di alam dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoid terikat pada suatu gula.
4.    Fenolik
Merupakan kelompok senyawa aromatik dengan gugus fungsi hidroksil. Sisi dan jumlah grup hidroksil pada grup fenol diduga memiliki hubungan dengan toksisitas relatif mereka terhadap mikroorganisme dengan bukti bahwa hidroksitasi yang meningkat menyebabkan toksisitas yang meningkat.
5.    Saponin
Merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid / steroid. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan.
Dikenal dua jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter.
Saponin triterpenoid dapat mempunyai asam oleanolat sebagai aglikonnya dan asam ini ditemukan juga bebas, meskipun demikian dalam beberapa kasus, aglikonnya hanya dikenal sebagai sapogenin.
6.    Kumarin
Merupakan kelompok senyawa fenol yang umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang ditemukan pada mikroorganisme, kumarin ini mempunyai kerangka C6-C3.
Senyawa kumarin dibagi empat kelompok :
·         Kumarin sederhana dan turunannya yang berupa hasil hidroksidasi alkoksida, glikosida. Contohnya : suberosin.
·         Furano kumarin jenis linear dan anguler, dimana terdapat subtitusi pada posisi benzoid. Contohnya : angelicin.
·         Pyranokumarin analog dengan furano kumarin tapi memiliki cincin enzim pada subtituennya. Contohnya : xantyletin.
·         Kumarin yang tersubtitusi pada cincin purin. Seperti 4-hidroksi kumarin.
7.    Zat warna kuinon
Merupakan suatu heterosikel cincin terpadu yang strukturnya berubah dengan naftalena, tetapi dengan nitrogen pada posisi isokaindina adalah isomer 2-nya.
8.    Karotenoid
Senyawa turunan dari isoprena yang berantai panjang. Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan. Berdasarkan struktur kimianya, karotenoid masuk kedalam golongan ttiterpenoid. Karotenoid merupakan zat yang menyebabkan warna merah, kuning, orange, dan hijau pada buah dan sayuran. Peran penting karotenoid adalah sebagai agen antioksidan dan dalam sistem fotosintesis. Selain itu karotenoid juga dapat diubah menjadi vitamin esensial.

III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1    Alat dan Bahan
A.     Alat
1.      Test tube                     : Tempat mereaksikan zat
2.      Pipet tetes                    : Untuk mengambil zat
3.      Plat tetes                      : Untuk mereaksikan zat
4.      Lampu spritus              : Untuk memanaskan
5.      Lumpang                      : Untuk menggerus sampel
6.      Lampu UV                   : Untuk melihat noda pada plat KLT
7.      Plat KLT                     : Untuk uji kumarin
B.     Bahan
1.      Sampel bahan alam      : Sebagai objek percobaan
2.      CHCl3                          : Untuk identifikasi triterpenoid
3.      Reagen Dragenorf        : Untuk uji warna golongan alkaloid
4.      CH3OH (metanol)       : Sebagai pelarut
5.      FeCl3                            : Untuk identifikasi fenolik
6.      Anhidrida asetat          : Untuk identifikasi triterpenoid
7.      Reagen meyer              : Untuk identifikasi alkaloid
8.      HCl pekat                    : Untuk identifikasi flavonoid dan saponin
9.      Serbuk Mg                   : Untuk identifikasi flavonoid
10.  H2SO4 2 N                   : Untuk sampel alkaloid
11.  H2SO4 pekat                : Untuk identifikasi triterpenoid
12.  Kloroform                    : Untuk identifikasi triterpenoid

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sampel : daun segar berwarna hijau muda yaitu daun sukun
Identifikasi :
-           Flavonoid
Ekstrak sampel + HCl pekat : warna kuning lemon                                                                  + serbuk Mg : timbul gas, warna jadi orange terang
            Positif flavonoid
-           Fenolik
Sampel uji + FeCl3 : warna coklat (tak ada perubahan warna)
Tidak ada indikasi adanya fenolik
-           Saponin
            Sampel uji dikocok : tidak terjadi saponifikasi
            Tidak ada indikasi adanya saponin
-           Triterpenoid/steroid
            Sampel : hijau pekat
            Sampel + H2SO4 pekat : hijau terang
            Positif steroid
            Sampel H2SO4 pekat + anhidrida asam asetat : hijau berupa gumpalan
            kecil.
            Positif triterpenoid
-           Alkaloid
            Sampel uji + reagen meyer : tak dijumpai endapan (negatif)
-           Kumarin
            Hasil ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT , pada pengujian dengan  
UV terdapat garis warna merah.
Positif ada kumarin
Tabel
NO.
Metabolit Sekunder
Hasil
1.
Flavonoid
+
2.
Fenolik
-
3.
Saponin
-
4.
Triterpenoid
+
5.
Steroid
+
6.
Alkaloid
_
7
Kumarin
+


4.2 Pembahasan
Uji identifikasi yang telah dilakukan diuji terhadap sampel segar daun sukun. Untuk dapat menguji adanya kandungan metabolit sekundernya, perlu pertama-tama untuk mengisolasi/ mengekstrak kandungan metabolit tersebut. Pada pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan metanol, dimana metanol ini dapat melarutkan secara umum kandungan metabolit sekunder dengan berbagai kepolarannya.
Pada preparasinya ekstrak tersebut difraksinasi lagi ke kelompok polar dengan pelarut air dan kelompok non polar  untuk metabolit yang terlarut pada fraksi kloroform. Setelah itu baru dilakukan uji identifikasi dari masing-masing fraksi. Pada fraksi air dapat diuji identifikasi metabolit sekunder yang bersifat polar yaitu flavonoid, fenolik dan saponin. Sementara pada fraksi kloroform dapat diuji identifikasi untuk triterpenoid dan steroid.
Identifikasi dilakukan dengan pereaksi identifikasi yang dapat bereaksi spesifik untuk masing-masing kelompok metabolit sekunder dan dengan reaksi yang dapat diamati dengan jelas. Untuk uji identifikasi kumarin dilakukan dengan KLT. Pada proses uji ini komponen-komponen yang ada pada ekstrak metanol dari sampel dipisahkan secara kromatografi, termasuk kumarin (jika ada sampel memang mengandung kumarin).
Jika sampel uji mengandung kumarin, kumarin akan terpisah dari komponen lainnya secara kromatografi berupa bercak noda. Keberadaan kumarin akan dapat diamati bila pada plat KLT, dimana plat dengan penambahan NaOH dan deteksi menggunakan UV. Kumarin yang bereaksi dengan NaOH akan terlepas gugus laktonnya dan dengan berikatan dengan logam Na, sehingga terbentuk senyawa yang akan berfluorosensi merah-orange bila diamati dengan lampu UV yang penampakan noda ini spesifik untuk keberadaan kumarin pada sampel uji.
Untuk uji kumarin ini belum diketahui pereaksi kimia untuk uji identifikasinya. Namun dapat diuji dengan pengamatan fluorosensinya dengan lampu UV 365 nm. Atau dapat juga diuji dengan KLT dengan adanya standar murni kumarin. Jika sampel dan kumarin standar dielusi pada plat KLT yang sama maka noda dari sampel dengan harga Rf yang sama dengan standar kumarin akan memberikan identifikasinya. Namun untuk cara ini dibutuhkan standar murni dari kumarin tersebut.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan metabolit sekunder, dapat disimpulkan bahwa pada sampel daun sukun terdapat senyawa metabolit sekunder sebagai berikut :
a.       Flavonoid
b.      Triterpenoid dan steroid
c.       Kumarin
Pada sampel tidak terdapat senyawa metabolit sekunder fenolik, alkaloid dan saponin.
5.1               Saran
Untuk hasil selanjutnya didapatkan maksimum, disarankan kepada pratikan selanjutnya agar :
a.       Dalam penggerusan sampel benar-benar harus halus agar didapat hasil yang   diinginkan.
b.      Pratikan harus teliti dalam melihat perubahan warna yang terjadi.
c.       Berhati-hati saat meneteskan kloroform dan zat-zat berbahaya lainnya.

Tugas Sebelum Pratikum
1.      Apa yang dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder beserta contoh dan gambarkan strukturnya !
 Jawab : Senyawa metabolit sekunder adalah zat-zat atau senyawa yang  dihasilkan dari tumbuhan atau makhluk hidup dimana fungsinya belum dapat diketahui secara pasti.
 Contoh senyawa metabolit sekunder :
a.       Alkaloid :
b.      Triterpenoid
c.       Steroid
2.      Apa perbedaan metabolit sekunder dan metabolit primer ?
Jawab :
Metabolit primer adalah senyawa hasil metabolisme yang harus ada pada makhluk hidup.
Metabolit sekunder adalah senyawa hasil metabolisme yang tidak selalu ada pada makhluk hidup, biasanya dihasilkan pada tumbuhan.

3.      Tuliskan pengamatan identifikasi metabolit sekunder secara teori !
Pengamatan identifikasi metabolit sekunder :
a.       Flavonoid      : orange
b.      Fenolik          : biru
c.       Saponin         : dikocok busa tidak hilang + HCl pekat
d.      Triterpenoid  : merah
e.       Steroid           : hijau
f.        Kumarin        : berfluorosensi
g.       Alkaloid         : ditambah pereaksi meyer  timbul kabut


DAFTAR PUSTAKA
Djamal,Rusdi . 1990. Kimia Bahan Alam. Universitas Andalas : Padang.
http ://www.chem-is-try.org.metabolit-sekunder.
http ://elfiraworotitjan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar