SINTESIS
ASETON
I. TUJUAN
1. Mensintesis
aseton dari isopropil
alkohol.
2. Menghitung
rendemen aseton yang terbentuk.
II. TEORI
Aseton
merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropil alkohol
dengan cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis 0,812
gram/mol dan mempunyai bau yang
sengit yang menjadi tandanya. Aseton dapat bercampur dalam air dan dalam semua
perbandingan adalah suatu zat pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik,
aseton dipakai dalam pembuatan senyawa penting antaranya Kloroform dan
Iodoform.
Air kencing biasanya mengandung sedikit
aseton, tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu seperti diabetes
melitus. Aseton atau propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.
Aseton
dibuat secara teknik dengan :
1.
pemanasan kalsium
asetat
2. mengalirkan
uap Asam Asetat pada
kira – kira 480 oC melalui oksidasi logam yang bekerja katalis
seperti Alumunium Oksida, Kalsium Oksida, Magnesium Oksida.
3. penguraian
zat pati oleh bakteri-bakteri tertentu seperti baccilus aceto – aethyalitus dan bacillus maseransi hasil sampingan yang didapatkan adalah etil
alkohol.
4. oksidasi
alkohol sekunder 2-propanol dengan menghangatkannya dalam Kalium dikromat dalam
suasana asam.
( Isopropil
Alkohol) (
Aseton)
Alkohol primer jika dioksidasi akan
membentuk aldehid, sedangkan alkohol
sekunder jika dioksidasi akan membentuk keton dan alkohol tersier tidak bisa dioksidasi kembali.
Oleh karena itulah mengapa untuk mensintesis aseton menggunakan alkohol
sekunder.
Keton tahan terhadap
oksidasi lanjutan, tidak perlu memisahkan hasilnya dari campuran reaksi selama
berlangsungnya reaksi oksidasi. Saat ini ada kecendrungan yang meningkat
menentukan peranan aseton dalam kimia atmosfer dan menentukan sumber alami
aseton.
Aseton
ditemukan pada :
1. upper
troposphere dan lower stratosphere
2. atmosfer
sebagai hasil dari reaksi fotokimia dan hidrokarbon alam
3. emisi
langsung dari sumber-sumber biologik
4. oksidasi
atmosferik dan berbagai hidrokarbon biogenik.
Ada
beberapa sumber biologik aseton yang telah dikenal, diantaranya sudah dikarakteristik dengan baik, merupakan
dekarboksilasi enzimatik dari asetoasetat pada hewan.
Bakteri yang telah
dikenal memproduksi aseton diantaranya :
1. clostridium acetobutylium
2. bakteri
aerobik yaitu streptococus cremonies
dan streptococus lactis bila
dibiarkan dalam skim milk.
3. vibrio Sp
bila dibiakkan dalam media yang mengandung L-leksin.
4. pseudomonas aeruginosa
Sifat
– Sifat dari Aseton :
Sifat
Kimia :
1.
bersifat polar
2.
dapat direduksi dengan
LiAlH4 menjadi alkohol
3.
merupakan basa lewis
lemah dengan mereaksikannya dengan asam kuat.
4.
tahan terhadap oksidasi
atau tidak dapat dioksidasi, kecuali dalam keadaan tertentu dimana rantai
karbon pecah.
5.
larut dalam air
Sifat
Fisika :
1. berat
jenis 0,787 g/mL
2. titik
didih 56oC
3. titik
beku -95oC
4. tidak
berwarna
5. baunya
sengit
6. memiliki
berat molekul 58 g/mol
Kegunaan
Aseton :
1.
sebagai pelarut dalam
senyawa karbon, plastik, lilin
2.
sebagai bahan dasar
sintesis kloroform
dan iodoform
3.
sebagai bahan pembuat cat
4.
sebagai bahan pembuat parfum
5.
sebagai pembersih cat
kuku atau kuteks
6.
sebagai pembuat tinner
7.
pelarut dalam selulosa
asetat, yang menghasilkan crayon.
Reaksi-
Reaksi Aseton :
1. akan
membentuk hemi asetal, jika diberikan asam dan alkohol, dengan reaksi sebagai
berikut:
2. bila
ditambahkan dengan glikol akan membentuk ketal, dengan reaksi :
3. reaksi
dengan sianida
4.
reaksi
reduksi, dengan reaksi sebagai berikut:
5. aminasi
reduksi, dengan reaksi sebagai berikut :
Untuk
mengidentifikasi aseton, dapat melakukannya dengan hidrazin, maka akan
menghasilkan gas hidrogen. Aseton
mudah terbakar dan mudah menguap. Uap tersebut dapat menyebabkan percikan api dan
berbahaya apabila tertelan atau terhirup juga dapat mempengaruhi kerja sistem
syaraf. Berdasarkan
hazard diamond (HD). Warna
merah pada hazard diamond menunjukkan fire hazard. Fire hazard menunjukkan
bahwa bahan digolongkan tingkat bahaya berdasarkan flash point. Semakin rendah
flash point, maka bahan tersebut akan semakin berbahaya. Untuk aseton termasuk dalam
skala 3, dengan flash point kurang dari 100o F. Kotak dengan warna
biru menunjukkan health hazard. Health Hazard menunjukkan efek bahan berbahaya
tersebut terhadap kesehatan manusia.
Aseton termasuk dalam skala 1, dengan tingkat
hazardnya adalah sedikit berbahaya, dengan tingkat hazardnya adalah sedikit
berbahaya. Warna kuning pada diamond hazard menunjukkan reactivity, yaitu
tingkat reaktivitas bahan kimia dan jenis hazard yang ditimbulkan. Aceton
termasuk dalam reactivity skala 0, sehingga tipe reaktivitasnya adalah tidak
reaktif. Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses
penyimpanan dan transpor asetilena
dalam industri pertambangan.
Pada
tekanan dan temperatur dan tekanan normal aseton bersifar relatif stabil.
Kondisi yang harus dihindari adalah: hindari panas, api, percikap api dan
sumber pembakaran. Kontainer dari aceton dapat pecah dan meledak bila terpapar
dengan panas
III.
PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1. Alat
dan Bahan
a.
Alat
1.
Labu destilasi : untuk meletakkan sampel
2.
Gelas ukur : untuk
mengukur suatu larutan
3.
Corong : untuk
membantu memindahkan larutan
4. Gelas
piala : untuk
meletakkan suatu bahan
5. Termometer : untuk
mengukur suhu
6. Corong
pisah : untuk memisahkan 2
larutan berdasarkan bj
b.
Bahan
1.
Isopropil alkohol : bahan dasar
2.
Asam sulfat pekat : katalis
3.
Aquadest : pencuci
larutan dari pengotornya
4.
Kalium bikromat : penarik air
3.2. Cara
Kerja
1.
Siapkan dan pasang alat
destilasi sebagimana mestinya.
2.
Buat campuran asam
sulfat encer dengan isopropil alkohol sebagai berikut : ambil 50 mL air
masukkan ke dalam gelas piala 300 mL. Tambahkan 27,5 mL asam sulfat pekat
secara perlahan-lahan ( tetes demi tetes sambil diaduk). Kemudian dinginkan
larutan tersebut. Dengan hati-hati tambahkan 29,2 mL isopropil alkohol sambil diaduk
perlahan-lahan. Suhu larutan dijaga tidak boleh lebih dari 500C.
3.
Masukkan campuran
tersebut kedalam labu suling.
4.
Larutkan 10 gram kalium bikromat dalam
100 mL air dan masukkan kedalam corong pisah. Pasang corong yang berisi kalium
bikromat ini pada labu destilasi.
5.
Panaskan labu suling
perlahan-lahan sampai larutan mulai mendidih.
6.
Angkat pemanas,
tambahkan secara perlahan-lahan ( tetes demi tetes ) dan sangat hati-hati
larutan kalium bikromat kedalam labu suling.
7.
Panas yang ditimbulkan
sewaktu terjadi reaksi akan membuat larutan dalam labu suling tetap mendidih
dan suhu dijaga agar tidak melebihi 650C.
8.
Waktu yang diperlukan untuk
menambahkan larutan kalium bikromat kira-kira setengah jam.
9.
Setelah semua larutan
kalium bikromat dialirkan ke dalam labu suling dan suhu dinaikkan sampai 750C.
Lakukan destilasi.
10. Setelah
destilasi selesai, ukur volume atau berat dari aseton yang didapat.
11. Hitung
rendemennya.
3.3. Skema
Kerja
-
ditambah
27,5 mL H2SO4p (tetes demi tetes).
- didinginkan
- ditambah 29,2 mL
isopropil alkohol 90 %
- diaduk. Dijaga suhu ≤ 50oC
- dituang ke dalam labu
melalui corong pisah
- dilarutkan 10 g K2Cr2O7
dalam 100 mL air
- dipanaskan
- ditambahkan K2Cr2O7
melalui corong pisah secara perlahan
- dijaga suhu tidak lebih
dari 65oC
- dipanaskan kembali suhu
≤ 75
Dihitung
Rendemennya
3.4. Skema alat
Keterangan :
1.
Labu Distilasi
2.
Kondensor
3.
Erlenmeyer
4.
Distilat
5.
Standar
6.
Klem
7.
Penangas
8.
Termometer
9.
Corong Pisah
10. Air
masuk
11. Air
keluar
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
bj
Isopropil Alkohol = 0,786
g/mL
Volume
Isopropil Alkohol = 29,2
mL
MR Isopropil Alkohol = 60 g / mol
Massa
Isopropil Alkohol = bj
x V
=
x 29,2 mL
= 22,95
gram
Mol
Isopropil Alkohol =
x 22,95 g
= 0,38 mol
= 0,38 mol
Awal 0,38 mol 0,039 mol -
Sisa - - 0,38 mol
Massa Teori
Aseton = 0,38 mol x
= 22,04
gram
Volume
Aseton = 4,2
mL
Berat
Jenis Aseton =
0,787
gram / mL
Massa
Praktikum Aseton =
x 4,2 mL
=
3,3054
gram
Rendemen =
x 100%
=
x 100%
=
= 14,99
%
4.2. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami mensintesis aseton dengan bahan dasar isopropil alkohol
dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Prinsip dari pembuatan
aseton ini adalah oksidasi. Oksidasi yaitu proses bertambahnya atom O dan pelepasan gugus H. Pada saat
penambahan K2Cr2O7 sedikit demi sedikit,
suhunya harus dijaga sebesar 65oC.
Reaksi pembentukan aseton adalah reaksi yang bersifat eksoterm. Jadi suhunya
tidak boleh terlalu panas dan pada suhu ini ia akan membentuk ketoetanol.
Setelah K2Cr2O7
ditambahkan, kemudian dipanaskan sampai suhu yang tidak boleh melebihi 75oC.
Karena pada suhu ini K2Cr2O7 tereduksi menjadi
ion Cr+3 dan akan bereaksi dengan isopropil alkohol dan akan
membentuk reaksi yang sempurna. Pada saat proses penambahan kalium bikromat
warna larutan awalnya orange menjadi warna hijau setelah bercampur dengan
isopropil alkohol ditambah H2SO4 yang ada didalam labu
destilasi, hal ini dikarenakan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi, terjadinya
perubahan bilangan oksidasi dari Cr7+ menjadi Cr3+.
Kami tidak melakukan pemanasan sebelum
penambahan kalium bikromat karena suhu larutan sudah tinggi yaitu 400C,
dikhawatirkan apabila dipanaskan suhu yang terbentuk akan semakin tinggi. Pada
saat destilasi suhunya adalah 750C tujuannya karena titik didih
antara isopropanol dan aseton adalah 820C dan 560C. Jika
suhu destilasi kurang dari 750C maka isopropanolnya tidak
terdestilasi sempurna, sedangkan apabila lebih dari 750C akan
terbentuk lagi bahan dasar ( iso propanol ).
Hasil yang didapatkan sebanyak 4 mL
dengan rendemen sebesar 14,99 %. Nilai ini merupakan hasil yang kecil. Hal ini disebabkan
karena pada saat praktikum lampu mati sehingga proses destilasi belum sempurna
selain itu senyawa aseton memang susah didapatkan, disebabkan faktor dari gugus
fungsi atau struktur dari keton, karena gugus karbonil dari aseton membentuk
ikatan lagi dengan atom H, yang menyebabkan
terbentuknya senyawa baru seperti ketoetanol. Aseton yang terbentuk tidak berwarna sama dengan teori
yang didapat, dan aseton memiliki berat jenis yang lebih kecil dari air,
sehingga apabila aseton dicampurkan dengan air pada satu wadah aseton akan
berada dibagian atas dan air berada pada bagian atas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami
lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
hasil yang didapatkan 4,2
mL dengan rendemen sebesar 14,99%.
2.
pembuatan aseton
menggunakan prinsip oksidasi yaitu penambahan atom O dan pengurangan atom H.
3.
reaksi ini bersifat
eksoterm sehingga panas dan terjadi perubahan warna pada larutan kalium
bikromat yang mula-mula adalah berwarna orange menjadi berwarna hijau.
5.2. Saran
Dari praktikum yang telah kami
lakukan, kami menyarankan pada praktikan selanjutnya agar:
1.
pahami cara kerja
dengan baik sebelum praktikum
2.
pengadukan zat harus
homogen
3.
jagalah suhu sesuai
dengan ketentuan yang ada di panduan praktikum.
4.
pakailah masker selama
praktikum, dan lebih baik memakai sarung tangan.
TUGAS
SEBELUM PRAKTIKUM
1. Tulis
mekanisme reaksi pembuatan aseton dalam percobaan ini!
1. Pembentukan
ion kromat secara insitu
2.
Reaksi isopropanol dengan ion kromat
2. Bagaimana cara mengidentifikasi adanya gugus
karbonil pada aseton?
Dengan cara menggunakan larutan fenil hidrazin
dimana terbentuknya endapan kuning-orange
3.
Cara pengidentifikasi gugus metil keton?
Dengan menggunakan prinsip pembuatan
kloroform, dimana atom C alfa yang metil dapat diubah menjadi kloroform. Adapun
zat yang dipakai adalah X2 dan NaOH.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
and Fessenden.1982. Kimia Organik Jilid
II, edisi II. Jakarta; Erlangga.
Halleman,
LWJ. 1968. Kimia Organik. Jakarta.
Fieser
and Fieser M. 1957.
Organic Chemistry 3rd Edition. Reinnold Publishing Company: New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar