SINTESIS
KLOROFORM
I.
TUJUAN
1. Membuat
kloroform dengan bahan dasar aseton dan bubuk kaporit.
2. Menghitung
rendemen kloroform yang terbentuk.
II.
TEORI
Kloroform
disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan
metal keton yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan
kloroform (CHCl3). Hal ini disebut
CHX3 atau haloform.
Kloroform
merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa polihalogen yaitu senyawa turunan karboksilat yang
mengikat lebih dari satu atom halogen. Kloroform berasal dari bahan dasar
aseton dan bubur kaporit. Dalam pembuatannya bubur kaporit (CaOCl2) adalah bahan dasar dimana
kapur klor mengakibatkan oksidasi dan klorisasi
sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu zat basa yang ada dikapur.
Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam kalsiumnya) dan
kloroform.Selain itu pada pembuatan
kloroform digunakan NaOH sebagai katalis
pembersih.
Kloroform
(CHCl3) tidak larut dalam air tetapi merupakan pelarut efektif untuk
senyawa organik.Prinsip kerja dan
sintesis kloroform adalah halogenasi
yaitu reaksi subsitusi yang terjadi pada suatu senyawa organik yang
memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh
unsur golongan halogen.
Dalam
industri, kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan kloro
metana atau metan.Pada suhu 400-500oC bebas dari radikal halogenasi.
Dalam pembuatan atau sintesis kloroform
perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan
adanya oksigen dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat
teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen
(gas yang sangat beracun).
Untuk mencegah terjadinya fosgen ini maka kloroform disimpan dalam botol coklat yang terisi penuh dan mengandung 0,5-1 % etanol untuk mengikat bila terjadi
fosgen.
Beberapa
senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah
etanol, 2-propanol, 2-butanol, propanon,
2-butanon.
Reaksi
kloroform berlangsung dalam tiga tingkat :
1.
oksidasi
2.
subsitusi
3.
penguraian
oleh basa
Sifat-sifat
Fisika Kloroform
1.
rumus
molekul CHCl3
2.
massa
molar 119,38 g/mol
3.
cairan
yang tak berwarna
4.
berat jenis 1,48 g/cm3
5.
titik
leleh -63,5 oC
6.
titik
didih 61,2 oC
7.
kelarutan
dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
8.
memiliki
indeks bias yang tinggi
9.
berbentuk
cairan
11. berbau khas
12. volatile
(mudah menguap)
13. beracun
Sifat-sifat
Kimia Kloroform
1. tidak bercampur dengan
air
2. larut dalam eter dan
alkohol
3. merupakan asam lemah
4. tidak mudah terbakar
Penggunaan
Kloroform
1.
Pelarut untuk lemak Dry Cleaning dan sebagainya
2.
Obat bius ( untuk
tujuan ini dibubuhi etanol, disimpan
dalam botol coklat diisi sampai penuh (2,103-105))
3.
Pemadam kebakaran
4.
Pelarut dalam
spektrokopis inframerah dan pada ekstraksi
industri penisilin
5.
Bahan utama pembuatan
tireon
6.
Menurunkan suhu beku
CCl4 dalam industri karet anastetik
7.
Pelarut yang baik untuk
banyak senyawa organik seperti garam ammonium, sulfanium, dan phosfanium
8.
Pembersih noda
9.
Untuk pengasapan
10. Pembilas
dalam industry karet
11. pelarut untuk minyak
asetat, lemak, alkaloid, lilin, damar, dll
Bahaya
kloroform adalah :
1.
Pusing, sakit kepala
2.
Keterbelakangan mental
3.
Pembesaran hati
4.
Gangguan pernapasan dan
ginjal
5.
Kontak langsung dapat
menyebabkan iritasi mata dan kulit
6.
Tekanan darah rendah
7.
Menyebabkan kemandulan
Pembuatan kloroform :
1.
Pengfotokloran metana
2.
Menurut reaksi haloform
Zat
+ halogen + basa (halogen + basa = hipoklorit ) CHCl3
3.
Reaksi kloroform dengan
natrium hipoklorit pada tahap awal gugus metal distribusi oleh klor dan
trikloro aseton yang dihasilkan akan membentuk natrium asetat dan kloroform
Reaksi-reaksi kloroform :
1.
Jika terkena udara dan
cahaya ,kloroform mengalami oksidasi secara lambat membentuk fosgen dengan
toksitas yang tinggi
2.
Kloroform dipanaskan
dengan alkali akan terurai menjadi alkali formiat
3.
Reaksi natrium etilat
dengan kloroform membentuk trioksi metana atau metal ester asam formiat
Kloroform
yang didapat dari alcohol dengan kapur klor melebihi tiga tingkatan reaksi,
yaitu :
1.
Oksidasi Halogen
CH3CH2OH + Cl2→ CH3CHO
2.
Klorinasi dari hasil
oksidasi
CH3CHO + Cl2→ CCl3CHO + HCl
3.
CCl3CHO + Ca(OH)2→ CHCl3+ (HCOO)2Ca
Sedangkan
pada reaksi dengan aseton lebih kuat ,sehingga dalam proses sintesa digunakan
susunan alat yang agak berbeda . Reaksinya adalah sebagai berikut :
1.
CH3COCH3 + 3Cl2 → CCl3COCH3 + 3HCl
2.
CCl3COCH3 + Ca(OH)2→ CHCl3 + (CH2COO)2Ca
Prinsip dari kloroform adalah:
1. Halogenasi yaitu reaksi substitusi yang terjadi pada
suatu senyawa yang mempunyai hidrogen alfa (α) yang siap bereaksi dengan
halogen.
2. Haloform yaitu reaksi multi halogenasi atau haloform
terjadi pada atom karbon dari kelompok metil. Haloform terjadi karena
substitusi dari halogen pertama membuat sisa α- hidrogen pada karbon metillebih
asam. Akhirnya perpindahan proton terjadi asam karboksilat dan ion positif atau
pada haloform.
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen
klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar
berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat
pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi
halogen (Cl2). Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan
hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja
digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri
dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu
orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen
membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar
atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk
mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.
Senyawa halokarbon seperti contohnya kloroform mudah dibuat, metana
berklorin dibuat melalui klorinasi metana. Kloroform (CHCl3), semua
tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.
III.
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Labu
destilasi : tempat mendistilasi
2. Kondensor
: untuk
mengubah uap air menjadi air
3. Pemanas : alat untuk memanaskan
4. Gelas piala : tempat
zat
5. Corong
pisah : untuk
memisahkan dua larutan atau lebih
6. Erlenmeyer : tempat
hasil distilasi
b. Bahan
1.
Aseton : sebagai
bahan dasar untuk sintesa
2.
Kaporit : sebagai
bahan dasar untuk sintesa
3.
NaOH 2% : untuk
mencuci larutan
4.
Aquadest : untuk mencuci larutan
3.2 Cara
Kerja
1. Buat
bubur kaporit , kemudian masukkan kedalam labu distilasi , pasang alat
2. Masukkan
aseton dalam corong pisah , kemudian pasang corong pisah tersebut pada labu
distilasi. Ujung corong pisah masukkan kedalam bubur kaporit. Lakukan
pemanasan.
3. Saat
pemanasan akan timbul busa. Jika busa yang terbentuk menguap, kompres kepala
labu dengan kain basah.
4. Buka
kran corong pisah perlahan-lahan sehingga aseton mengalir perlahan pula. Tutup
lagi kran dan lanjutkan pemanasan . Lakukan sampai aseton habis. Bilas corong
pisah dengan air.
5. Lakukan
distilasi. Distilat ditampung dengan Erlenmeyer yang berisi air. Ujung
kondensor harus tercelup kedalam air. Pemanasan dilanjutkan sampai hasil
destilat yang turun berwarna jernih
6. Hasil
berupa larutan yang agak berat sehingga akan membentuk dua lapisan dengan air ,
pisahkan dengan corong pisah.
7. Cuci
dengan NaOH 2 % dan air
8. Tambahkan
zat penarik air dan saring
9. Hitung
rendemen !
3.3
Skema kerja
-
ditambah aquades
Bubur Kaporit
-
dipasang alat distilasi
- Aseton dimasukkan ke corong pisah
- dipanaskan sampai timbul busa. Aseton di alirkan
- di kompres badan labu
-
Pemanasan di
lanjutkan
-
Erlenmeyer di isi
air sampai distilat jernih
Distilat
-
Di cuci dengan
NaOH 2 %
-
Di tambah CaCl2
anhidrat
-
Di tentukan hasil
rendemen di hitung
3.4 Skema Alat
Keterangan:
1.
Standar
2.
Klem
3.
Corong pisah
4.
Termometer
5.
Labu didih
6.
Pemanas
7.
Kondensor
a.
Air masuk
b.
Air keluar
8. Erlenmeyer
IV. PERHITUNGAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Kaporit
m = 60 gram
Mr = 161 g/mol
n =
=
= 0,42 mol
Aseton
v =
30 ml
ρ =
0,787 g/ml
Mr =
58 g/mol
m = ρx v
= 0,787 g/ml x 30 ml
= 23,61 g
n =
=
=
0,41 mol
Mula
= 0,4 mol
0,42 mol
Sisa = - 0,02
mol 0,4 mol
Massa
teori kloroform = mol x Mr
= 0,4 mol x 119 g/mol
= 47,6
g
Massa
kloroform yang diperoleh = 1,483
g/ml x 1 ml
= 1,483
gr
Rendemen =
x 100 %
=
x 100 %
= 3,11
%
4.2 Pembahasan
Percobaan dalam mensintesis kloroform
bahan dasar yang digunakan adalah aseton dan bubur kaporit. Bubur kaporit
dibuat terlebih dahulu dengan campuran air sebanyak 50 ml dan bubur kaporit 60
g dalam labu. Bubur ini nantinya akan dipanaskan dalam labu didih.
Bubur kaporit dalam percobaan ini
merupakan salah satu bahan yang utama yang akan digunakan dalam pembuatan
kloroform dimana bubur kaporit bereaksi dengan air akan menghasilkan Cl2
setelah dipanaskan, bersifat radikal bebas yang menarik atom H dari aseton
dalam proses selanjutnya (dapat dilihat dalam mekanisme reaksi).
Setelah bubur kaporit mendidih yaitu pada
suhu 60 oC – 61 oC maka akan terbentuk busa. Hal ini
menandakan bahwa gas klor telah terbentuk.Ketika busa terbentuk usahakan agar
bubur tetap terjaga dengan mengompres kepala labu menggunakan kain basah. Hal
ini bertujuan agar gas lain selain klor tidak terbentuk selain gas klor, agar
busa tidak masuk kedalam cabang labu didih dan agar tidak terjadi bumping serta gas klor yang terdapat tidak menguap sehingga
produk banyak terbentuk.
Setelah itu masukkan aseton melalui
corong pisah dan lanjutkan pemanasan.Busa yang masih terbentuk dikompres dengan
menggunakan kain basah. Penambahan aseton ini merupakan tahap halogenasi, dimana proses pembuatan
kloroform terdiri dari tiga tahap yaitu pembuatan bubur kaporit, halogenasi,
haloroform/pemisahan (multihalogenasi).
Halogenasi
ini merupakan proses penggantian atom H
alfa dengan Cl (reaksi subsitusi). Tambahkan air jika masih dibutuhkan dengan tujuan agar sisa-sisa aseton dalam
bubur kaporit membentuk kloroform lagi. Destilasi dihentikan setelah mencapai
suhu yang telah ditentukan.
Jika distilat
tesebut ditambahkan dengan air akan membentuk dua lapisan. Lapisan atas
merupakan lapisan air, sedangkan lapisan bawah adalah kloroform yang terbentuk. Kloroform memiliki
Bj yang lebih besar daripada air.Lalu tambahkan NaOH 2%.NaOH berfungsi untuk
memcuci larutan dari pengotor-pengotornya sehingga terpisah dengan sempurna.
Setelah itu pisahkan lapisan air dari
kloroform, pada kloroform masukkan NaSO4 untuk menarik air yang masih tertinggal dalam kloroform. Dan rendemen kloroform yang kami dapat 3,11
%. Apabila dibandingkan dengan volume kloroform secara teori jumlah kloroform
tidak mencapai setengah dari volume secara teori. Hal ini disebabkan karena
kemungkinan yang terjadi adalah pada bagian atas labu distilasi penutup bagian
atasnya yang diberikan thermometer kemungkinan longgar , sehingga ada beberapa
persen jumlah dari kloroform yang terbentuk lepas ke udara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang kami peroleh pada percobaan ini adalah :
1. Kloroform dapat dibuat
dengan bahan dasar aseton dan bubur kaporit
2. Pembuatan bubur kaporit
berguna untuk pembentukan gas Cl2
yang berperan pada pembentukan kloroform
3.
Penambahan
air dilakukan supaya zat-zat pengotor ditarik oleh air sehingga yang didapat
adalah kloroform murni
4. Prinsip yang digunakan adalah haloform dan halogenasi
5. Rendemen yang kami dapat yaitu 3,11 %
5.2 Saran
Saran
kami untuk praktikum selanjutnya dalah :
1. Pada
penimbangan kaporit hendaknya didalam labu distilasi.
2. Setelah
penambahan air, bubur kaporit hendaknya segera ditutup dan direfluks sehingga
Cl2 tidak keluar dan akan bereaksi dengan aseton membentuk
kloroform.
3. Hati-hati
dalam menambahkan zat
4. Gunakan
masker untuk keselamatan
TUGAS
SEBELUM PRAKTIKUM
1. Mekanisme
reaksi:
a. Pembuatan pupuk kaporit
b.
Reaksi antara halogen dengan NaOH membentuk endapan Na-
hipoklorida
a.
Reaksi halogenisasi
2. Kegunaan
ujung kondensor harus tercelup ke dalam air dalam Erlenmeyer yaitu untuk
menangkap kloroform agar klor yang ada tidak menguap.
3. senyawa lain yang dapat disintesis menjadi
kloroform adalah 2-propanol , 2- butanol , propanon , 2- butanon
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden and Fessenden.1982.Kimia Organik
Jilid II.
Jakarta: Erlangga
Halleman,
LWJ. 1968. Kimia
Organik. Jakarta
Respati. 1986. Pengantar
Kimia Organik. Jakarta: Aksara baru
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus